Thursday, December 28, 2017

MENGENAL KERAJAAN ISLAM DI INDIA PADA MASA RAJA JALALUDIN AKBAR (1556-1605 M)
KNOWING THE KINGDOM OF ISLAM IN INDIA IN THE JALALUDIN AKBAR KING (1556-1605 M)



Oleh: M. Rikza Hassan
Universitas Islam Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan Islam di India muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode  705-715 M.
Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di India adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga kerajaan Islam yang besar yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan sultan – sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur dunia.
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benua India, mempunyai ibu kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi untuk membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam dan hilang.India merupakan tempat atau wilayah tumbuh dan berkembangnya agama Hindu, maka dengan munculnya Kerajaan Islam di India menyebabkan tenggelamnya peradaban hindu yang memang sudah lama berdiri.
Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi oleh agama Islam.
Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. Melalui perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 telah ada orang Arab yang menetap di India. Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada tahun1193 M.
Selanjutnya untuk lebih jelas mengetahui tentang kebudayaan dan kejayaan Islam di India maka disusunlah makalah dengan mengambil contoh munculnya kerajaan Islam Mughal. (SARI , 2014)

               The history of Islam in India according to Harun Nasution is divided into three periods namely the classical period, the mid-period and the modern period. The beginnings of Islamic rule in India emerged during the classical period of the Umayyad period under the rule of the Caliph Walid bin Abdul Malik in the period 705-715 AD
Of the three periods that most played a role in the rule of Islam in India was in the mid-period. In this period appeared three great Islamic kingdoms namely Ottoman empire in Turkey, Shafawi kingdom in Persia and Mughal kingdom in India. The Mughal Kingdom is the youngest of the three kingdoms, standing a quarter of a century after the establishment of Shafawi kingdom in Persia. The Mughal empire brings a fragrance to the history of Muslims, at which time the whole Islamic world is declining. The Mughal Empire could have astonished other nations, others became reluctant because of the stamina and persistence of the sultans who built an Islamic empire in the eastern parts of the world.
Mughal Kingdom is an Islamic kingdom in the Indian subcontinent, has a capital named Delhi. Mughal Kingdom is one of the relics of Islamic civilization in India. With the establishment of this kingdom has been a motivation to revive old civilization in the Indian subcontinent that almost drowned and disappear.India is a place or region of growing and developing Hinduism, then with the emergence of the Islamic Kingdom in India caused the sinking of Hindu civilization that has long been established.
At a time when Islam is present, trade relations between India and Arabia are still being continued. Eventually India was slowly in touch with Islam. India, previously a Hindu civilization, is now increasingly rich with civilizations influenced by Islam.
Islamic religion entered into India estimated the 7th century AD Through trade. In the history of 871 there have been Arabs living in India. This shows an indication that before the Mughal empire was established, Indian society was familiar with Islam. This reality can be seen in the city of Delhi the existence of a mosque building built by Qutubuddin Aybak in tahun93 M.
Furthermore, to more clearly know about the culture and glory of Islam in India then compiled a paper by taking the example of the emergence of the Mughal Islamic empire.



BAB II
PEMBAHASAN

Asal – usul Berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, Ia lahir pada hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi Amir di Fergana, turunan langsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk, sedangkan Ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun,  Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. Meski Babur berusia sangat muda, namun Ia sangat berani sehingga terlihat usianya lebih matang, Ia bercita-cita menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Untuk Pertama kalinya ia mengalami kekalahan dalam mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, maka pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim Lodi. Ketika itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan pertahanannya mulai melemah sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya. Dalam upaya menguasai wilayah India, Babur juga berhasil menaklukkan Punjab tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526.
Dalam berdirinya kerajaan Mughal di India ini mengalami pertentangan terutama dari kalangan Hindu yang tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal dan segera menyusun kekuatan gabungan untuk menghancurkan kerajaan Mughal.
Namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529.  Setelah pertempuran itu setahun kemudian Babur meninggal dunia.
Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang ternyata tetap saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia dan menyususun kekuatan di tempat perasingannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyyah yang bernama Tahmasp.
Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan kekuasaan Khan Syah dan setahun kemudian ia meninggal dunia.
Sepeninggal Humayun, kerajaan Mughal dipimpin oleh anaknya yang berusia 14 tahun yakni Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar yang lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dan dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M, memerintah pada tahun 1556 – 1605  M. Pada masa pemerintahan Akbar inilah kerajaan Mughal mengalami puncak kejayaannya baik di bidang politik, ekonomi, militer, dll. Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). (Usman,2012)
Namun, setelah masa pemerintahan ketiga sultan tersebut masa kejayaan kerajaan Mughal tidak dapat diteruskan. Adapun rincian Raja – Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mughal adalah :
a)      1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b)      1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
c)      1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d)      1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e)      1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f)       1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g)      1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h)      1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i)       1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j)       1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
k)      1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
l)       1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m)   1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
n)      1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o)      1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II
(Nasir, 2008)

Masa Kemajuan Kerajaan Mughal
Dalam perkembangannya kerajaan Mughal mempunyai masa kejayaan, yang dimulai pada pemerintahan Akbar (1556-1506 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuaan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
Kemajuan – kemajuan kerajaan Mughal dapat dilihat dari berbagai bidang antara lain :
1.    Politik dan Pemerintahan
a.       Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah listrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan kemiliteran.
b.      Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.
c.       Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya yang harus dianut oleh setiap orang.
d.      Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.
2.      Bidang ekonomi dan perdagangan
Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam, yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya.
3.       Bidang Pendidikan dan Iptek
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan.
4.      Bidang Seni dan Budaya
a.       Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b.      Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan karya besar  berjudul Padmavat, sebuah karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernama Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya. Akbar mensponsori ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu dan tasawuf dari unsur syi’ah. (Anonim, 2011)

Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
Kemunduran dan kehancuran Kerajaan dimulai setelah satu setengah abad, tepatnya setelah masa pemerintahan Aurangzeb. Para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu – pendahulunya. Kejayaan Mughal hilang diawali dengan kematian Aurangzeb, dan satu persatu penguasa daerah mulai melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Delhi. (facrurozi, 2011)
Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan. Azaim al-syah meninggal tahun 1712 M. Ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713 M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan. (facrurozi, 2011)
Konflik -  konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.
Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris diberi kepercayaan untuk mengembangkan usahanya tetapi dengan jaminan memberikan fasilitas kehidupan Istana dan keluarganya. Pada saat terjadi krisis, EIC mengalami kerugian dan Inggris pun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bulan Mei 1857 M. (facrurozi, 2011)
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M) maka berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India. (facrurozi, 2011)
Ada beberapa faktor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1.      Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2.      Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3.      Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
4.      Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 M, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 Ahmad Syah berhasil menguasai Lahore. (facrurozi, 2011)
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana, Hindu yang merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan Islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas. Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris. (facrurozi, 2011)
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik negeri ini sangat menguntungkan bangsa - bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan. Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya. Menyadari kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris. (facrurozi, 2011)
Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan, tetapi dapat dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris. (facrurozi, 2011)

Hasil – hasil Kebudayaan Kerajaan Mughal
Hasil – hasil kebudayaan pada masa Kerajaan Mughal juga terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, yakni :

A.   Bidang Politik dan Militer
Sistem yang menonjol adalah politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Sistem ini sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam. Disisi lain terdapat juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang menaungi dari Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari.
Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari pasukan gajah berkuda dan meriam.  Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar. Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah – daerah di sekitarnya. (SARI , 2014)
B.     Bidang Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraris, mengingat keadaan Geografi dan Geologi wilayah India yang sangat cocok menjadi wilayah agraris. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat. (Sari , 2014)
C.     Bidang Seni dan Arsitektur
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan Istana Indah di Lahor. (Sari, 2014)
D.    Bidang Ilmu Pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdirinya, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan Istana Mughal juga menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini terjadi karena adanya dukungan dari penguasa dan bangsawan serta Ulama. Misalnya Aurangzeb yang memberikan sejumlah uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana pendidikan.
Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah di pegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil dikondifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri. (Sari, 2014)
FAKTOR RUNTUHNYA
Selain menjadi ajang rebutan, dinasti Mughal juga semakin terancam dengan adanya gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara, dan Islam di bagian timur. Sementara itu Inggris yang diizinkan menanamkan modal, dengan kekuatan bersenjata semakin menguasai wilayah pantai.
Konflik-konflik berkepanjangan yang terjadi antara keluarga kerajaan yang memperebutkan kuasaan di pusat pemerintahan, mengakibatkan pengawasan terhadap daerah melemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintahan pusat.
Ketika kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, perusahaan Inggris (EIC) yang sudah makin kuat mengangkat senjata melawan Mughal.
Pada Akhirnya Sultan Mughal Syah Alam (1761-1806) membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, dan Orisa kepada Inggris.
Syah Alam meninggal tahun 1806 yang dilanjutkan oleh Akbar II(1806-1837). Ia memberikan konsesi kepada EIC (East India Company) untuk mengembankan usahanya di India dengan syarat harus menjamin kehidupan raja dan keluarganya.
Akan tetapi Bahadur Syah(1837-1858) tidak menerima isi perjanjian EIC dengan ayahnya itu, hingga menimbulkan konflik. Pada saat yang sama EIC mengalami kerugian dan sekaligus harus menjamin kehidupan raja dan istana, akhirnya EIC mengadakan pungutan yang yang mencekik dan kasar.
Karena itu rakyat, baik yang beragama Islam maupun Hindu bangkit dan menuntut Bahadur Syah sebagai lambang perlawanan untuk mengembalikan kejayaan Mughal. Dengan demikian terjadilah perlawanan terhadap Inggris pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan dukungan penguasa lokal hindu dan muslim. Inggris kemudian mengusir para pemberontak dari Delhi, banyak rumah ibadah dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istananya (1858 M).
Dengan demikian berakhirlah sejarah Dinasti Mughal di India tinggallah di sana Umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka. (Suryantara,2001)


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Di India corak pemerintahannya militeristik yang absolute.
·         Kerajaan Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi khususnya. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari kerajaan Mughal (salah satu keajaiban dunia) Taj Mahal.
·         Setelah Aurangzeb meninggal dunia kemunduran mulai menggerogoti kerajaan Mughal, para penggantinya pada umumnya lemah sehingga tidak dapat memulihkan kejayaan yang pernah dicapai oleh para pendahulunya. Kemunduran Mughal berlangsung terus-menerus sehingga sampailah kepada pintu gerbang kehancuran pada tahun 1858 M.
·         Penyerbuan aliansi Hindu-Sikh, penyerbuan Nadir Syah, Ahmad Duran dan kolonial Inggris merupakan pukulan berat bagi Mughal. Serbuan Inggris akhirnya mengakhiri kerajaan Mughal dengan segala kejayaannya.
·         Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India. Dimana keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang hampir tenggelam
·         Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
·         Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya.
·         Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan.
(Anonim, 2011)

·         Kerajaan Mughal mencapai puncaknya pada masa Akbar I. Kemantapan stabilitas palitik yang dicapai Akbar membawa kemajuan-kemajuan di bidang-bidang lain, di antaranya sebagai berikut.
·         Di bidang ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian.
·         Di bidang seni dan budaya, misalnya karya sastra gubahan penyair istana yaitu Malik Muhammad Jayazi angan karyanya Padmavat (karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana Fatehpur Sikri, dan masif-masjid.
·         Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal mengalami kehancuran, penyebabnya antara lain:


·         Terjadinya stagnasi pembinaan kekuatan militer sehingga kekuasaan militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh maritim Mughal. Begitu juga kekuatan darat. Bahkan, mereka kurang terampil menggunakan persenjataan Mughal sendiri.
·         Kemerosotan moral dan hidup bermewah-mewahan para petinggi kerajaan itu, yang mengakibatkan pemborosan uang negara.
·         Konflik agama yang sukar diatasi sultan-sultan akibat pelaksanaan ide-ide puritan dan kecendrungan asketisnya yang terlampau kasar. (Yatim,Badri,2008)















DAFTAR PUSTAKA

Facrurozi. (2011), kerjaan mughal di india. http://fahrurrozi.com/kerajaan-mughal-di-india/
Usman, (2012),Sejarah kerjaan Mughal India (http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/p/srikipsi.html)
Suyantara, Bahroin, M.A. Sejarah Kebudayaan Islam. Bogor: Yudistira, 2001
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008